6 Juni 2016, Ramadhan Pertama

Marhaban Yaa Ramadhan, ucapan yang tiada hentinya untuk menyambut Ramadhan, bulan suci penuh ampunan-Nya. Sekarang ini dipeluk oleh selimut sambil menekan-nekan perut dan berkata dalam hati "Yaa Allah, kenapa tidak ada yang membangunkanku untuk sahur?" Inilah yang saat ini kurasakan, kelaparan di jam 10:54 karena tidak bangun sahur.

Membatalkannya akan menambah masalah lagi dan tak ada jaminan bagiku merasakan Ramadhan lagi kedepannya. Ini kesempatan yang harus dimanfaatkan, diberikan kesempatan merasakan Ramadhan dengan diri yang penuh dosa ini. Puasa sendiri di tahun ini bukan hal yang baru bagiku, tahun sebelumnya pun juga. Jauh dari orang tua dan keluarga tak ada yang membangunkan seperti sekarang ini, andai saja saya punya pacar seperti teman sosial media saya yang setiap hari ada kabar mungkin bisa dibangunkan tapi jomblo begini, malah seperti warga negara kelas tiga. Walau begitu terasa lucu saja, bahan makanan yang disiapkan untuk sahur hanya bisa dirapikan, disimpan dalam kulkas gabus ikan lalu ditutup rapat sambil menahan isi perut agar tidak keluar. "Wahai perutku tahan dulu yah... nanti kita balas saat berbuka puasa nanti ok !"


Akhirnya menunggu waktu berbuka puasa, puasa pertama akan makan apa yah? Hidup sendiri itu tidak enak kawan. Apalagi bagi kalian yang jomblo-jomblo saya juga diposisi itu jadi saya mengerti. Kalau berbuka tidak ada ucapan "selamat berbuka sayang" apalagi saat sahur tidak ada yang bangunin "Sayang sudah sahur, kalau belum, bangun donk sayang"

Sambil menyiapkan makanan untuk balas dendam, isi perut saya melakukan demonstrasi meminta haknya. "Lapar, lapar, lapar" saya kok belum lapar, hanya saja perut saya yang minta makan dari tadi.

Mie ayam soto, ikan asap, mangga rica-rica, perkedel udang, es buah soda, dan nasi sahur. Didepan mereka semua, saya tidak tahu mulai dari makanan yang mana. "Dug, dug, dug...." akhirnya berbuka puasa juga baca doa, tiga, dua, satu... (iklan)

Rencana mau habiskan semua makanan yang disiapkan, cukup dengan es buah soda segelas saja sudah kenyang begini. Parah nih perut. Mubassir lagi bah, simpan lagi nanti sahur kalau bangun habiskan semua makanan simpanannya.


Jangan lupa tarwih, masih puasa pertama sudah malas, nanti malasnya setelah Ramadhan. Malas tarwih jangan malas yang lain. Masih diberi kesempatan untuk bisa merasakan bulan suci Ramadhan. Suatu kenikmatan yang paling besar. Jadi manfaatkan dan syukurilah kawan.


Sekian dan Terima kasih.
Bagikan Artikel Ini Sebelum Orang Lain Membagikannya Untuk Anda : Choose
Previous
Next Post »
1 Komentar untuk "6 Juni 2016, Ramadhan Pertama"

Berikan Pendapat Anda Pada Tulisan Ini, Agar Tulisan Saya Tahu Kekurangannya. Sekian.